Senin, 27 Februari 2012

ini cerpen pertama gue, karna tugas bindo!




“Sebingkai Foto”

“Happy birthday happy birthday happy birthday Shilla!! Ayo sekarang shilla tiup lilin dulu nanti baru potong kuenya” dengan wajah berseri-seri aku meniupkan lilin berbentuk  angka 5 yang menyala-nyala diatas sekotak cake berwarna putih berhiasakan buah strawberry buatan ibu. Di sebelahnya terdapat beberapa kado pemberian Kakek, Ayah dan Ibu juga kakak. Seusai itu kami pun mengambil beberapa foto untuk kenang-kenangan. Banyak sekali foto yang sudah terjepret. Di salah satu foto tergambar aku dan disamping kanan kiriku terdapat Ayah dan Ibu. Di foto lainnya tergambar aku, gadis kecil berambut ikal, memakai gaun putih dan tersenyum lebar. Dibelakangku terdapat kak Ray, memakai kemeja biru keabu-abuan.




*****
Waktu menunjukkan pukul 21.45, namun aku masih saja sibuk berkutat dengan tugas sekolah. Maklum saja sekarang aku sudah duduk di bangku sekolah menengah atas, kelas 11 tepatnya. Jadi lagi ada banyak-banyaknya tugas yang harus aku selesaikan. Sesaat sedang mencari buku-buku yang akan kubutuhkan, tanpa sengaja sebuah kotak terjatuh dari atas lemari. Isi kotak itu berhamburan, terlihat disana terdapat beberapa foto yang sudah usang, sepertinya foto ini diambil 11 tahun yang lalu saat hari ulangtahun ku yang ke 5. 
Foto itu menampakkan kondisi yang berbanding terbalik dengan keadaan ku sekarang. Bagaimana tidak? Di foto itu menampakkan sebuah keluarga yang harmonis, penuh kebahagiaan. Dan di foto itu juga masih ada kak Ray yang berada dibelakangku, tetapi sekarang semuanya benar-benar berubah, Ayah dan Ibu lebih sering bertengkar, memperdebatkan hal yang tidak akan pernah bisa aku mengerti. Kak Ray juga udah ga ada, dia udah pergi ke tempat yang jauh disana.
Kak Ray meninggal karena kecelakaan motor sekitar 3 tahun yang lalu. Aku sangat terpukul dengan kejadian itu. Bagaimana tidak? kak Ray dan aku terbilang sangat dekat, kak Ray selalu melindungi ku. Dia kakak yang baik, sangat baik. Semenjak kak Ray pergi, aku lebih senang menyendiri, karena bagiku tidak ada yang akan mengerti aku kecuali kakak.
Tiba-tiba saja ada rasa yang menyeruak  yang aku rasakan. Rasa rindu, ya aku aku rindu masa kecilku. Aku rindu kak Ray yang selalu menghibur disaat aku sedih. Kalau saja kak Ray masih hidup sekarang, mungkin hanya dia yang mengerti aku, cuma kak Ray yang mengerti bagaimana menjadi aku, kesepian. Tanpa sadar aku menangis, entahlah sesuatu yang membuat aku tertawa bahagia di masa lalu malah membuat ku menangis sekarang.
*****


Bip bip..bip bip.... Jam beker ku berbunyi, waktu menunjukkan pukul 04.45. Aku segera bangkit dari tempat tidurku dan bergegas untuk bersiap-siap kesekolah. Sesampainya disekolah, aku langsung menuju kelasku sesaat aku menaiki tangga, tiba-tiba seseorang berlari ke arahku dan “Bruukkk!!” tanpa sengaja dia menabrak ku dan menjatuhkan beberapa buku yang sedang aku pegang.
“Eh maaf banget gue bener-bener ga sengaja” ucap lelaki beralis tebal dan berbulu mata lentik itu seraya mengambil buku-buku ku yang telah dijatuhkannya.
“Iya gapapa lain kali hati-hati ya” jawabku singkat. Sepertinya aku belum pernah melihat dia sebelumnya disekolah ini. “Anak baru ya disini?” tanyaku singkat.
“Ya gue anak baru disini gue Raffa, kalo boleh tau nama lo siapa?” ujarnya dengan ramah.
“Nama gue shilla” jawabku singkat
“Oh nama yang bagus ya. Btw gue duluan ya mau ke kelas bye shilla” ucapnya dengan tersenyum tipis. Dan dia pun menyusuri koridor disekolah.

Entahlah sepertinya aku tidak merasa asing dengan senyumnya, sorot matanya. Raffa sekilas seperti kak Ray.
*****
Hujan masih membasahi dedaunan dan pepohonan diluar sana. Rintik-rintik gerimis turun dengan berirama. Awan diluarpun gelapnya sangat pekat. Cuaca malam ini dingin sekali. Aku termenung dibalik selimut mencoba untuk memejamkan mata dan mencoba untuk bisa tertidur tetapi tidak bisa. Aku malah terlarut dalam lamunanku. Aku sangat menyukai hujan, karena saat hujan turun aku dapat meluapkan perasaanku yang terpendam yang sengaja ku simpan sendiri. Perasaan sendirian, kesepian, takut, sedih semuanya ku luapkan dengan menangis tanpa ada satupun yang dapat mendengar tangisanku.
Ah sudahlah dunia ini memang tidak akan pernah adil tapi apa salahnya  kalau aku mencoba untuk menerima apa yang sudah kumiliki sekarang. Ya, walaupun apa yang kumiliki sekarang tidak seindah dulu. Tapi terkadang aku sudah muak dengan semua ini. Hey aku tak sekuat itu! Sampai kapan aku bisa menyimpan luka ku sendiri? Aku hanya butuh tempat untuk berbagi. Kalau saja kak Ray masih ada......ahh sudahlah.
*****


Kringg.. kring. Bel berbunyi pertanda pelajaran telah berakhir dan sekarang waktunya pulang! Tetapi tunggu kulihat di layar handphone ku tertera 1 new message.
From: Ayah
Shilla, maaf Ayah gabisa jemput kamu sekarang. Kamu pulang sendiri dulu yah.
Yaampun Ayah gumamku dalam hati. Mau tidak mau pulang sendiri, naik angkutan umum. Sesaat aku sedang menunggu angkot tiba-tiba ada seorang lelaki yang memberhentikan motornya tepat di depanku, lalu dia melepaskan helm yang digunakannya. Ternyata dia Raffa.
“Hey shilla ngapain disini? Kok belum pulang?” ucap raffa dengan ramah.
“Gue lagi nungguin angkot nihh” jawab ku singkat
“Bareng aja sama gue yuk, daripada bete nunggu disini. Kasian juga lo nya, rumah lo dimana?” ujarnya.
“hmmm tapi Raff ga ngerepotin kan? Di jalan mawar” kataku.
“Engga, ayo udah gapapa, lagian kita searah tau” katanya membujukku. Mata ku dan matanya beradu. Ada getaran yang kurasakan dan aku tidak tau apa itu.
Akhirnya aku pulang diantar Raffa. Ada semacam perasaan bingung, kaget sekaligus senang yang aku rasakan. Sepertinya dia itu malaikat yang dikirim tuhan kepadaku. Tetapi..... apa mungkin?
*****
Sejak kejadian Raffa mengantarkanku pulang, Aku dan dia semakin dekat. Kini hari-hari ku jalani bersama Raffa. Hari-hari ku yang dulu berwarna abu-abu kini berubah berwarna-warni seperti pelangi. Setiap hariku dihiasi senyum dan tawa renyah dari Raffa. Candaan dan kekonyalannya pun kini selalu hadir di setiap mimpi dan lamunanku.
Aku tak lagi sendiri dan aku tak lagi kesepian karena bagiku Raffa bisa jadi siapa saja dia itu teman, sahabat, kakak, dan soulmate. Karena dia bersedia mendengar semua keluh kesah ku. Aku sangat beruntung karena aku sekarang mempunyai Raffa. Kak Ray sekarang aku udah nemuin seseorang yang seperti kakak, dia baik dia yang sekarang jagain aku gumamku sambil memandangi sebingkai foto yang disana tergambar aku dan kak Ray.
*****

0 komentar:

Posting Komentar